Kitamelayu.com 22-07-25 Assallammualaikum, waarahmatullahi waabarakatuh , pernahkah engkau shallat tapi merasa hatimu kosong, engkau berdiri , rukuk, sujud tapi ruhmu entah dimana, lidahmu sibuk melafaskan do’a tapi hatimu tak pernah benar benar hadir, shalat yang seharusnya menjadi pertemuan suci malah terasa seperti kewajiban yang di kerjakan terburu buru, tahukah engkau bahwa shallat bukan sekedar gerakan, shallat adalah perjalanan ruh ia adalah mikrad jiwa menuju cahayanya sebuah lintasan rahasia tempat ruh menyentuh langit dan kembali dengan wajah baru,
Mari kita menyelami makna terdalam shallat dari takbir hingga salam, dari gerakan ke gerakan hingga ruh benar benar bertemu dengan tuhannya bersiaplah karena setelah ini engkau tak akan pernah memandang shallat dengan cara yang sama lagi.
Panggilan illahi di balik adzan di balik gema adzan yang mengema di udara tersimpan sebuah panggilan suci yang tak hanya mengetuk telingga tapi mengetarkan ruh yang sadar, suara itu bukan sekedar seruan kewajiban melainkan panggilan cinta dari sang maha kasih kepada hambanya , setiap lafaznya membawa getaran makrifat seakan Allah Swt sedang berkata datanglah kepada ku tinggalkan dunia sejenak dan masuklah kedalam hadiratku, bagi seorang penempuh jalan ruhani adzan bukan hanya penanda waktu shallat tapi alarm illahiah yang mengingatkan bahwa ruhnya sedang di tunggu untuk kembali ke asal, ketika lafaz Allahu Akbar bergema sejatinya alam semesta sedang tunduk dalam diam langit dan bumi diam sejenak memberi ruang bagi ruh ruh yang rindu untuk bergerak menujunya, tak sedikit orang mendengar adzan namun hanya menjadikannya rutinitas, namun bagi para pencari makrifat adzan adalah pintu gerbang awal dari sebuah perjalanan ruh yang agung ia seperti pangilan lembut kekasih kepada yang di cintainya untuk kembali kerumah cinta ketempat asal muasal ruh dulu pernah bersujud dalam kesadaran pada titik ini shallat bukan lagi di mulai dari takbiratul ihram melainkan dari kesadaran akan panggilan, seorang salik yang terjaga akan segera menyadarinya bahwa saat adzan berkumandang ia sedang di panggil masuk ke ruang suci ruang yang tak bisa di sentuh oleh logika dan gerak fisik semata, hatinya mulai bersiap, ruhnya mulai menyala, dunia mulai di tinggalkan pelan pelan dan ia akan merapikan diri bukan hanya lahiriyah tapi batiniah, wudhu bukan lagi sekedar membasuh anggota tubuh tetapi penyucian jiwa, air yang mengalir itu menjadi simbol dari penghapusan debu dunia yang menempel di kesadaran.
Dalam makrifat shallat wudhu adalah rintik kasih sayang dari Allah yang membasuh ruh agar pantas kembali berjumpa dalam sujud, ia tau air itu bukan hanya membasahi kulit tetapi juga menenangkan gejolak dalam diri maka ia lakukan dengan khusyuk pelan dan penuh cinta sebab ia akan segera menghadap raja segala raja, seketika suasana bathin berubah setelah wudhu seorang penempu ruhani tak merasa sedang berjalan ketempat shallat tapi merasa menapaki jalan kembali kehadirany.
PART .1.
ED :SYT