Kitamelayu.com – Gelombang perlawanan rakyat kecil terhadap kesewenang-wenangan korporasi raksasa kembali bergema di Kota Dumai. Forum Aksi Peduli Tenaga Kerja Lokal (FAP-Tekal) Dumai, kali ke 4 turun ke jalan menggedor pintu Kejaksaan Negeri Dumai. Mereka menyoroti dugaan korupsi besar-besaran serta upaya penghilangan barang bukti yang dituding dilakukan oleh oknum PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU II Dumai. Rabu, (20/08/2025).

Dalam aksinya, massa mendirkan Tenda di Halaman Kantor Kejaksaan dan menuntut agar aparat penegak hukum tidak pura-pura buta terhadap laporan yang selama ini seakan di peti-eskan.

Sementara itu, Ketua FAP-Tekal Dumai, Ismunandar alias Ngah Nandar, dengan lantang menyebut dua nama pejabat penting perusahaan yang dinilai harus bertanggung jawab yakni Iwan Kurniawan (General Manager) dan Syahrial Okzani (Manajer HSSE) PT KPI RU II Dumai. “Kami mendesak Kejaksaan Negeri Dumai untuk segera menindaklanjuti laporan kami. Iwan Kurniawan dan Syahrial Okzani tidak bisa bersembunyi di balik jabatannya. Mereka harus bertanggung jawab atas penghancuran pos keamanan yang jelas-jelas sudah masuk dalam objek perkara penyidikan,” tegas Ngah Nandar di hadapan massa.

Produk hukum dari Kejari Dumai untuk kawal kasus Andi (Foto by : MK)

Aksi ini tidak sia-sia. Ngah Nandar mengungkapkan bahwa pihaknya berhasil memperoleh tiga produk hukum penting dari Kejari Dumai yang akan dijadikan senjata untuk terus mengawal kasus dugaan korupsi di tubuh PT KPI RU II Dumai. “Alhamdulillah, ini adalah kemenangan awal bagi rakyat. Tiga produk hukum ini menjadi dasar perjuangan kami. Dan kami pastikan, FAP-Tekal tidak akan mundur selangkah pun sampai kasus ini terbongkar tuntas,” ujarnya penuh semangat.

Namun sorotan paling dramatis datang dari Andi Setiawan, warga yang merasa dirugikan langsung akibat ulah perusahaan. Dengan nada emosional, ia menumpahkan kekesalannya kepada aparat penegak hukum yang dianggap lamban dan tidak berpihak. “Saya tantang Prabowo, penyidik kejaksaan, untuk duel satu lawan satu! Saya sudah muak dengan proses hukum yang bertele-tele. Saya dan keluarga dizolimi, dirugikan, tapi sampai hari ini tidak ada kejelasan. Sampai kapan kami harus menunggu keadilan?” teriak Andi yang sontak membuat suasana memanas.

Meski orasi bernada keras dan penuh amarah, FAP-Tekal memastikan bahwa aksi mereka tetap berada dalam koridor damai. Bagi mereka, suara lantang itu bukanlah ancaman, melainkan jeritan keputusasaan rakyat kecil yang kian kehilangan kepercayaan terhadap tegaknya hukum.

“Kami akan kawal kasus ini sampai ke akar-akarnya. Jangan biarkan hukum hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas! Kalau rakyat kecil saja bisa langsung dihukum, maka pejabat perusahaan raksasa pun harus diperlakukan sama. Tidak ada yang kebal hukum di negeri ini,” pungkas Ngah Nandar menutup aksinya.

Aksi ini terpantau berjalan dengan lancar, aman dan tertib, walau sembari adanya pembakaran ban bekas.

Sumber/Credit to : Theking Bingal

Editor: MK