Dumai, KitaMelayu.com – Pemerhati Transparansi Penggunaan Anggaran Daerah, Ahmad Bilal,ST minta Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melakukan audit investigasi secara menyeluruh pembangunan Dumai Islamic Center (DIC).
Belum genap setahun namun kondisi fisik Masjid Agung Habiburrahman sudah mengalami kerusakan pada lantai dan dinding. Tidak hanya itu, menara juga mengalami kemiringan. Baru saja Soft Opening pada hari Rabu (15-03-2023), tahun 2024 lantai teras direhabilitasi dengan menelan anggaran sebesar Rp. 3,7 milyar lebih. Pada tahun 2025 kembali dilakukan perbaikan struktur dan lantai marmer (bagian dalam masjid) dengan anggaran Rp. 1,3 milyar lebih.
“Ada kecurigaan terhadap spesifikasi proyek dan konsep perencanaan. Menjadi pertanyaan besar bagi kita semua, bangunan yang menelan anggaran puluhan milyar itu belum genap setahun sudah mengalami kerusakan yang signifikan. Bisa jadi persoalan dasarnya pada perencanaan. Olehkarenanya, konsultan perencana juga harus diminta pertanggungjawabannya. Dan, juga dugaan lainnya yaitu pada pengerjaannya tidak sesuai spesifikasi. Untuk memastikan itu, BPKP harus mengambil langkah untuk melakukan audit secara menyeluruh,” kata Bilal
Menara Miring
Miringnya struktur bangunan menara Masjid Agung Habiburrahman (DIC) dapat terlihat secara kasat mata. Kemiringan yang sangat terlihat pada dua menara di sebelah barat. Saat tim porosriau.com melakukan pengukuran sederhana dengan alat ukur Waterpass, kemiringan bangunan berada dikisaran 4 hingga 5 CM. Jika digunakan metode pengukuran dengan lot, menara dengan ketinggian 99 meter tersebut diperkirakan miring sekitar 18 hingga 20 CM.
Menurut pengamat konstruksi bangunan, Bustami, perlu dilakukan pengecekan secara berkala. Sementara untuk mengusut penyebab miringnya konstruksi bangunan,ungkap Bustami, harus dilakukan kajian dan pengumpulan data-data proyek pembangunan masjid tersebut.
“Mesti dilihat data berupa gambar perencanaan dan shop drawing. Begitu juga dengan perhitungan struktur pondasi dan struktur atas. Selain itu juga berupa data pengujian tanah yang sudah dilakukan serta data uji pondasi yang pernah dilakukan. Data ini sangat dibutuhkan untuk mengkaji permasalahan, penyebab terjadinya kemiringan kontruksi menara. Selanjutnya, juga diminta keterangan dari OPD terkait yang memiliki kewenangan dan pengawasan pada pelaksanaan Pembangunan konstruksinya. Apakah pembangunannya sudah sesuai dari sisi kajian teknis atau karena faktor kelalaian dan bahkan kecurangan dari kontraktor pelaksana,” kata Bustami
Transparansi Penggunaan Anggaran
Keterbukaan informasi aliran dana untuk pembangunan DIC diduga tidak transparan. Dikutip dari DETIK12.com yang rilis tanggal 14 Agustus 2022, publik tidak dapat mengetahui sampai dimana dana untuk pembangunan DIC, sebab website tidak bisa akses.
Info dari beberapa media dana CSR perusahaan dan donasi masyarakat sebesar Rp11.669.332.000. Dana melalui APBD Dumai 2022 yang dianggarkan untuk pembangunan DIC sebesar Rp29.065.131.463 tertanggal 05 Agustus 2022 dengan kontraktor PT Rajawali. Perlu pemilahan mana yang di bangun memakai dana CSR perusahaan dan donasi masyarakat serta mana yang dibangun melalui APBD Dumai 2022.
Ketua Panitia H Eri Makmur dan Suhardi selaku Panitia Pembangunan DIC hingga berita tersebut rilis belum memberikan klarifikasi atau hak jawab berapa dana yang telah terpakai melalui sumbangan CSR perusahaan dan donasi masyarakat.
Detik12.com mencoba mengkonfirmasi kebenarannya ke Walikota Dumai H Paisal SKM via WA. “Kan udh jelas nampak pembangunannya Bro. Tergantung nawaitu aja skrg Bro. Org semua banyak nyumbang. Awak pikir bangun masjid mau juga korupsi. Orang tak waras yg berani makan uang masjid. Maaf, klu utk masjid utk agama tdk ada slow Bro. CSR selama ini yg tak jelas kenapa diam aja Bro,” jawaban WA H Paisal SKM MARS kepada Detik12.com.
Sumber : porosriau.com
Editor : Alonk
