KTM || DUMAI – Mantan Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Dumai, Hariadi Suparlan mengungkapkan ada faktor “Cancut Taliwondo” sehingga Mbah Parto, sapaan H. Soeparto harus turun ke gelanggang politik Pilkada Dumai 2024.
“Ada istilah dalam bahasa Jawa, Cancut Taliwondo sehingga Mbah Parto harus cawe-cawe (campur tangan). Ia merasa harus turun gunung karena ada yang harus mendapatkan perhatian,” kata Hariadi.
Hariadi mengungkapkan hal itu di hadapan seribuan warga yang menghadiri Kampanye Dislogis paslon 02 Pilkada Dumai 2024, Ferdianyah – Soeparto, di Jalan Janur Kuning Gang Cendana Kelurahan Jayamukti Kecamatan Dukain Minggu (20/10/2024) malam.
Kampanye dialogis tersebut dihadiri langsung Calon Wali Kota Ferdiansyah dan Calon Wakil Wali Kota H. Soeparto, Ketua Koalisi Edison dan Ketua Relawan Fatonah Hendri Sandra. Juru kampanye yang diterjunkan yakni tokoh masyarakat Batak, Bisker Paruntungan Siregar dan tokoh masyarakat Minang, Yanius.
Menurut Hariadi, secara filosofis Cancut Taliwondo bermakna tidak hanya berpangku tangan. Sebaliknya harus menyingsingkan lengan baju saat melihat ada sesuatu yang dirasa kurang dan mengerahkan segenap kemampuan yang dimiliki untuk satu tujuan.
“Mohon maaf, bukan karena haus kekuasaan apalagi mau mencari kekayaan. Meski tampil sederhana, secara ekonomi Mbah Parto sudah sangat mapan,” kata Hariadi yang sehari-hari sangat dekat dengan Mbah Parto.
Soal proses kesediaan Mbah Parto menjadi calon Wakil Wali Kota berpasangan dengan Ferdianyah, juga berlangsung singkat. Hanya butuh 2 kali pertemuan.
“Mereka berdua ini dipertemukan oleh belasan tokoh masyarakat dari berbagai suku. Bahkan mereka menyatakan kesiapan untuk bergotong royong memenangkan pasangan pak Ferdi dan Mbah Parto,” papar Hariadi.
Keduanya pun merasa cocok. Chemistry antara keduanya sudah terbangun sudah cukup lama.
Saat anak Mbah Parto, Eko Suharjo maju menjadi calon Wali Kota Dumai, Ferdiansyah merupakan salah satu tim pemenangnya. Dan Partai Golkar Kota Dumai yang dipimpin Ferdiansyah merupakan salah satu pengusung Eko Suharjo yang berpasangan dengan Syarifah.
“Keduanya juga punya visi yang sama soal Dumai kedepan. Dumai Lebih Baik dengan mengedepankan kesejahteraan masyarakat sebagai program utama,” lanjut Hariadi.
Jika terpilih, keduanya juga sepakat untuk menjamin hak hidup yang layak bagi anak yatim piatu, fakir miskin, lansia dan cacat permanen. Dengan memberikan bantuan rutin kepada mereka, diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup sekaligus memberikan harapan bagi masa depan mereka.
Kesempatan mendapatkan pendidikan, dalam pandangan Ferdiansyah dan Mbah Parto harus berjalan tanpa kendala. Program pendidikan gratis yang selama ini sudah berjalan harus ditopang dengan pemberian seragam dan LKS gratis.
‘Keduanya sepakat berjuang untuk memberikan jaminan kepada anak tempatan mendapatkan pekerjaan. kemudian meningkatkan kompetensi anak tempatan dengan pelatihan dan sertifikasi,” kata Hariadi.
Soal kesehatan, Ferdiansyah dan H. Soeparto ingin program berobat gratis yang benar-benar gratis. Termasuk obat-obatan yang kerap dikeluhkan masyarakat.
“Semua program ini merupakan realitas yang selama ini mereka berdua hadapi. Hampir setiap hari, terutama Mbah Parto, didatangi warga kurang mampu dan lansia untuk minta beras. Setiap awal tahun banyak yang minta bantuan karena tak cukup uang untuk beli seragam sekolah,” katanya.
Karenanya, Hariadi mengajak warga Kota Dumai untuk menggunakan hak pilihnya pada Pilkada Serentak 27 November 2024 dengan memilih Paslon nomor urut 2, Ferdiansyah SE – H. Soeparto. (***)
Editor: MK