KTM || DUMAI – Wali Kota Dumai periode 2004 – 2009 dan 2015-2020 H. Zulkifli Adnan Singkah merasa aneh dengan orang yang menyatakan dia tidak berbuat selama dua kali memimpin Kota Dumai. Sementara orang tersebut ada didalam pemerintahan yang Ia pimpin.

“Aneh saja kalau saya dikatakan tidak berbuat apa-apa karena dalam posisi berseberangan dalam mendukung calon pemimpin daerah,” kata Zul As, Senin (04/11/2024) malam usai kampanye dialogis di Kelurahan Bukit Timah Kecamatan Bukit Kapur.

Pilihan ia mendukung sekaligus menjadi juru kampanye bagi pasangan calon (Paslon) nomor urut 2, Ferdiansyah SE dan H. Soeparto, dengan pertimbangan yang matang. Paling utama karena keduanya menempatkan peningkatan kualitas SDM dan Kesejahteraan Masyarakat sebagai program utama.

“Ini pilihan berat, berani, beresiko dan tidak populer. Berbeda dengan pembangunan infrastruktur yang langsung kelihatan hasilnya, program peningkatan kualitas SDM baru akan kelihatan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Bisa lima, sepuluh, lima belas tahun bahkan lebih,” katanya.

Ia mencontohkan program pembangunan pipa air bersih yang sebagai program utama saat ia menjabat Wali Kota Dumai 2004 – 2009. Program itu tidak tampak secara kasat mata karena terbenam di dalam tanah.

Program itu dengan sangat berani ia lakukan karena selama belasan tahun, sejak tahun 90-an atau sejak gubernur Riau dipimpin oleh Soeripto, pembangunan sarana air. bersih tidak pernah terwujud.

“Berbagai calon investor datang dari luar negeri. Dari Malaysia hingga Jerman. Namun tak ada jadi karena secara ekonomis tidak menguntungkan,” katanya.

Karenanya terobosan harus dilakukan dengan menggunakan kekuatan sendiri, APBD Kota Dumai, untuk merealisasikannya.

Pada periode kedua tahun 2015 – 2020 Pemko Dumai melakukan kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) dengan menggandeng PT Adhi Karya (Persero) – PT Adaro Tirta Mandiri. Hasilnya, sampai 2020 sudah seribu lebih rumah tangga yang teraliri air.

“Air bersih yang mengalir saat ini, bukan ujug-ujug karena pembangunan hari ini. Tapi melalui proses panjang dan sempat terhenti sejak 20 tahun yang lalu,” kata Zul As.

Tidak itu saja, selama dua kali menjabat Wali Kota Dumai, Ia juga fokus pada peningkatan pelayanan kesehatan. Terbukti dengan pembangunan puskesmas Sungai Sembilan, Bukit Kapur, Bukit Timah, Bumiayu, Purnama serta Puskesmas Santun Usiala di Dumai Kota. Kemudian Ruang rawat inap Gedung Diagnostik Center (GDC) RSUD.

“Tanpa pembangunan sarana kesehatan itu tidak akan mungkin bisa dilakukan pelayanan kesehatan yang maksimal pada saat ini,” katanya.

Tentang infrastruktur, Ia juga menyelesaikan jalan Kelakap Tujuh melalui dana bersumber dari APBD Provinsi Riau, pembangunan Jalan Budi Kemuliaan yang kualitasnya hampir sama dengan jalan tol, pembangunan jembatan Sukadamai yang terbengkalai selama 12 tahun.

“Itu sebagian kecil infrastruktur selain pembangunan gedung perkantoran, jalan lingkungan, pembangunan pengolah limbah di Mekar Sari dan lain-lain,” katanya lagi.

Karenanya, meski dituding dan direndahkan karena dianggap tidak berbuat apa-apa, Zul As justru makin semangat berjuang memenangkan Paslon 02, Ferdiansyah – Soeparto.

“Apalagi pak De Parto. Beliau itu banyak yang meminang untuk berpasangan memimpin Dumai. Tapi begitu dengan Ferdiansyah, beliau langsung setuju. Karena apa ? Karena keduanya punya visi yang sama. Yakni kualitas SDM dan peningkatan ekonomi masyarakat,” pungkas Zul As. (*)

DEWA