KITAMELAYU.COM, DUMAI – Dugaan adanya tradisi KKN yang terjadi di panitia kelompok kerja (POKJA) I unit layanan pengadaan (ULP) yang dilakukan oleh oknum nakal ketika pelelangan proyek sedang dilakukan, Kamis (11/05/23).
KKN terindikasi dikarenakan adanya pengaturan proyek yang dimenangkan oleh semua peserta yang menempati urutan posisi terakhir . Hal ini menjadi tanda tanya besar diantara para kontraktor yang menempati urutan rangking atas , ada apa dengan POKJA kota dumai ? .
Desas desus yang ada diantara para kontraktor ialah adanya permintaan fee ( jatah ) sebelum pelelangan dimulai dengan dalih setoran untuk pejabat bersangkutan dan hal itu juga menjadi kesepakatan awal untuk memenangkan pelelangan tersebut . Proyek yang bernilai miliaran rupiah ini tentu saja sangat rawan untuk menjadi bahan negoisasi antar oknum nakal untuk keuntungan pribadi semata , dan dengan adanya negoisasi tersebut seolah olah mereka bisa berleluasa mengatur para kontraktor pemenang tender dengan sistem penunjukan langsung .
Pelanggaran hukum ini tentu saja sangat disayangkan oleh para kontraktor yang mengikuti pelelangan dan merasa dicurangi , karena praktik KKN masih saja menjadi tradisi yang tidak bisa hilang hingga sampai saat ini . Hal yang paling ditakutkan ialah dari segi kualitas dan kuantitas proyek yang akan berlangsung akan sangat jauh dari kata layak karena mencari keuntungan semata .
” Dari sayo , sayo mencurigai adanya indikasi Pokja Dumai yang sepertinya ada permainan dengan salah satu kontraktor di Kota Dumai ini , karena dari data yang bisa kita lihat bersama melalui akun resmi LPSE Dumai dimana setiap terjadinya tender/lelang yang menang adalah rangking terahkir , bahkan baru baru ini terjadi rangking 1 tidak mendapat undangan pembuktian dokumen , dan lagi lagi yang dimenangkan rangking terakhir . Hal ini tentu saya meminta pihak terkait seperti kejaksaan , tipikor , bahkan Bapak Walikota Dumai H. Paisal sebagai pemangku tinggi jabatan kota dumai untuk bisa mencari tau dan menyelidiki adanya tindakan mencurigakan di lingkungan pokja dumai , dan sayo selaku pemuda melayu kota dumai meminta pak walikota mengganti pokja dumai supaya tender/lelang dikota dumai ini bisa berjalan dengan fair sesuai dengan undang undang dan aturan yang berlaku ” ujar bang Wan .
Saat di konfirmasi awak media kepada Eka dari POGJA Kota dumai , “Menurut saya itu tidak benar” pungkas beliau , dan beliau juga menambahkan bahwa ” Iya benar… saya juga tidak perlu menyanggah apa yg mereka sampaikan ke bapak, karena mereka tidak menjumpai saya ” tutup nya .
Sesuai bukti chat whatsapp yang diterima awak media, saudara Eka POGJA enggan untuk bertemu dengan kontraktor atas nama bang wan dengan berbagai alasan yang iya kemukakan, disini pihak bang wan ingin mempertanyakan apa sebetul nya yang terjadi agar tidak terjadi pemahaman yang salah dan bisa mengakibatkan perspektif buruk kepada pihak POKJA Kota Dumai.
Editor :MK