KTM – Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Dumai nomor urut 2, Ferdiansyah SE – H. Soeparto menjamin pemberian seragam gratis untuk murid SD dan siswa SMP setiap tahun ajaran baru bisa dilaksanakan jika mereka diberi amanah masyarakat untuk memimpin Kota Dumai.
Penegasan itu menjawab keraguan sejumlah pihak yang menyatakan program seragam dan LKS gratis itu mustahil dilaksanakan dan memakan banyak anggaran.
“Kami sudah hitung, hanya sekitar 1,5 hingga 2 persen dari total APBD setiap tahun,” kata Ferdiansyah di hadapan lebih dari 200 warga yang mengikuti Pertemuan Tatap Muka dengan Paslon singkatan Ferdianyah – Soeparto Amanah (FATONAH), Kamis (17/10/2024) malam di Jalan Perjuangan Kelurahan Bukit Batrem.
Baju seragam gratis diberikan kepada anak yang baru masuk SD dan SMP. Diperkirakan antara 8 ribu hingga 10 ribu anak yang masuk SD dan SMP setiap tahunnya. Sedangkan LKS gratis diberikan kepada setiap murid SD dan siswa SMP setiap tahun.
Anggaran untuk program yang mereka luncurkan ini, lanjut Ferdi jauh lebih kecil jika dibandingkan biaya perjalanan dinas yang setiap tahunnya sekitar 100 Milyar.
“Kami ingin APBD Dumai yang cukup besar ini benar-benar berpihak ke rakyat dan memacu pertumbuhan ekonomi. Sehingga kesejahteraan masyarakat terwujud. Jangan sampai program pendidikan gratis ini terkendala karena kelurahan mahalnya seragam,,” katanya.
Pemberian seragam gratis itu juga untuk mendorong perputaran ekonomi dengan memberikan kesempatan UMKM penjahit terlibat aktif di dalamnya.
“Jadi jangan dilihat dari sisi pemberian bantuannya saja. Lihat juga dari sisi perputaran ekonominya,” kata Ferdi.
Ferdi juga mengemukakan program pemberian bantuan sosial dan insentif bagi fakir miskin, yatim piatu, cacat tetap dan lansia. Ferdiansyah – Soeparto ingin memastikan mereka punya harapan untuk memperbaiki hidupnya.
“Program ini terinspirasi dari pengalaman kami. Terutama Mbah Parto. Hampir setiap hari ada yang datang ke rumahnya karena tak ada beras, tak ada untuk makan. Tiap tahun ajaran baru banyak yang datang karena mengeluh kekurangan biaya seragam,” kata Ferdi.
Untuk bantuan sosial atau insentif bagi fakir miskin, yatim piatu, lansia dan cacat tetap juga tidak memakan anggaran yang besar. Sekitar 3 persen saja dari total APBD setiap tahun. Atau porsinya naik dari tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai perbandingan, APBD Dumai menganggarkan biaya perjalanan dinas mencapai 115 Milyar. Sementara untuk anggaran bantuan sosial hanya 17,7 Milyar, kesejahteraan sosial 21,3 Milyar dan peningkatan perekonomian sebesar 25,9 Milyar.
“Dari tiga mata anggaran ini, jauh lebih kecil dari biaya perjalanan dinas. Bantuan sosial, kesejahteraan sosial dan peningkatan perekonomian akan kami naikkan. Biaya perjalanan dinas akan kami pangkas, kegiatan-kegiatan seremoni akan dikurangi. Kita fokuskan membantu masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya,” papat Ferdi.
Program lain yang akan jadi perhatian adalah peningkatan kompetensi tenaga kerja lokal agar memiliki keahlian untuk bersaing di bursa tenaga kerja. Program ini untuk mengurangi angka pengangguran sekaligus memastikan komposisi 70 persen tenaga kerja lokal bisa terpenuhi. (***)
Editor: MK