DUMAI.Kitamelayu.Com – Temuan hasil turun lapangan DPRD Dumai lintas komisi dengan Aliansi Rakyat Untuk Keadilan (ARUK) dan sejumlah instansi pemerintah beberapa waktu lalu menemukan fakta mengejutkan semua pihak. Bangunan pabrik milik PT Wilmar Nabati Group (ex PT Bukit Kapur Reksa) dan PT Inti Benua Perkasatama serta Gudang milik PT Pelindo, berdiri di atas parit bekas anak sungai. Dan ditengarai sebagai salah satu penyebab banjir di pemukiman warga Kelurahan Buluh Kasab saat air laut pasang rob. Akibatnya, banyak bangunan dan perabot warga mengalami kerusakan.
Ketua Komisi III DPRD Dumai, Hasrizal SH, mendesak dan meminta kepada pihak berkompeten untuk segera memperbaiki bangunan pabrik yang berdiri diatas parit. “Kita minta kepada pihak berkompeten untuk segera memperbaiki parit, agar banjir bisa teratasi,” ungkap Hasrizal SH saat agenda turun lapangan.
Kordinator Aliansi Rakyat Untuk Keadilan, Rizki Kurniawan ST , mendesak agar bangunan baik pabrik maupun gudang yang menutupi parit yang dulunya merupakan anak sungai segera di robohkan, karena keberadaan bangunan tersebut merupakan biang kerok banjir selama ini, terutama di wilayah Kelurahan Buluh Kasab. “Semua bangunan yang berdiri diatas parit bekas anak sungai harus di bongkar dan kembalikan lagi fungsi anak sungai yang kini berubah menjadi parit kecil,” jelas ketua Yayasan Lebai Gedang ini.
Dulu, tambah Rizki lagi, anak sungai baik yang dikenal dengan sebutan sungai Pomal jalan Yos Sudarso, maupun anak Sungai Masang, lebarnya mencapai 8 – 10 meter, dan berfungsi sebagai tempat penampungan air saat pasang air laut. Namun oleh perusahaan dirubah alih fungsikan menjadi parit kecil dengan lebar 2 hingga 3 meter dan berbelok belok. sehinga tidak mampu menahan air pasang laut. Akibatnya air laut meluber menuju pemukiman warga. “Banjir yang menyerang Kelurahan Buluh Kasab telah menimbulkan kerugian material bagi masyarakat. Banyak rumah maupun perabotan milik warga rusak karena air asin. Makanya kami minta bangunan pabrik itu harus dibongkar,” ungkapnya.
Jika hasil temuan ini tidak dilaksanakan pihak perusahaan, pihaknya akan turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa ke kantor kantor perusahaan dengan melibatkan semua komponen masyarakat terutama masyarakat terdampak. Ketua RT 14 kelurahan Buluh Kasab, Denew Indra SE saat di konfirmasi membenarkan, akibat banjir air pasang laut banyak warga mengalami kerugian material, baik bangunan rumah maupun jenis perabotan. “Bahkan ada rumah yang ditinggal karena rusak akibat banjir air laut,” jelas Denew.
Pihaknya mengaku mendukung, rencana pembongkaran bangunan dan perbaikan parit kembali menjadi anak sungai.”Kita sangat mendukung perbaikan dan merobohkan bangunan agar fungsi anak sungai seperti sedia kala,” ungkap wakil ketua Forum RT se kota Dumai ini.
Sementara, General Manager PT Wilmar Nabati Group, Simon Panjaitan, hingga berita ini dirilis belum berhasil dikonfirmasi, meski telah di hubungi melalui jaringan selularnya.
Sumber.porosriau.com
Editor: MK
Foto.ARUK
