DUMAI, Kitamelayu.Com – Banjir pasang air laut yang merendam sebagian besar wilayah Kota Dumai, menyisakan derita bagi masyarakat. Banyak rumah dan perabotan warga yang rusak, bahkan banyak usaha warga beberapa hari tidak beroperasi, akibatnya berpengaruh dengan pendapatan. Sehinga pendapatan hilang.
Disaat itu, rasa empati dari petinggi negeri sangat di butuhkan, sekedar penghibur bagi masyarakat. Namun, suara itu hilang tanpa jejak. Darwis Mohamad Saleh, aktivis lingkungan hidup kota Dumai, merasakan kehilangan suara lantang dari pemimpin negeri. Penderitaan dan kesedihan masyarakat akibat diterpa banjir rob air laut seakan tanpa ada solusi bahkan nyaris tak terdengar suara para pemimpin. “Jangankan berkunjung atau melihat langsung kondisi masyarakat, suara pun nyaris tak terdengar. Mana suara pemimpin yang katanya suara rakyat. Rakyatnya tekangkang sendirian,” keluh Darwis kesal.
Darwis mengakui jika Pemerintah sedang berupaya mengatasi banjir dengan cara membangun beberapa drainase dan tanggul sungai, namun upaya tersebut dinilai tidak akan berdampak terhadap pengendalian banjir, karena persoalan utama terjadinya banjir belum teratasi. “Air pasang menuju ke laut terhalang tembok perusahaan di kawasan pelabuhan. Apalagi banyak parit menyempit yang menyebabkan air lambat turun ke laut,” ungkap Darwis, Selasa (9/12/2025).
Darwis melanjutkan, seringnya banjir pasang air laut akhir akhir ini, disebabkan rusaknya sejumlah ekologi laut, diantaranya 5 anak sungai kini telah berubah fungsi dan hilang nya pulau ancak sebagai pengatur arus air laut juga menambah kerusakan ekologi, “Kedua faktor ini, diduga kuat menjadi penyebab banjir ketika pasang air laut datang. Kasihan masyarakat nyaris setiap bulan banjir pasang datang, suara pemimpin seakan hilan,g” terang Darwis.
Sumber : Porosriau
Editor: MK
Foto. ARUK
