Dumai, KitaMelayu.com – Buat Warga Kecamatan Dumai Timur, Dumai Kota, Dumai Barat dan Dumai Selatan banjir adalah kisah usang yang tidakkan kunjung selesai. Banjir yang disebabkan air hujan dan air pasang laut (ROB) selalu membayang-membayangi kehidupan masyarakat setiap bulan. Mereka tidak nyaman dan selalu resah seakan negara tidak pernah hadir untuk mereka.
Keresahan mereka bukan tanpa alasan, saat ini bagaimana kondisi permukiman warga yang sudah selama 25 tahun terus digenangi banjir air hujan dan Banjir Rob. Jalan sungai masang yang dulunya dikenal perumahan asri sekarang menjadi perumahan tidak layak huni. Ini hanya contoh kecil dari semua dampak negatifnya.
Pembangunan tanggul Polder Segment I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, dan X sebagai bagian dari langkah strategis penanganan banjir rob yang di klaim oleh Pemerintahan Paisal, SKM – Sugiarto akan menyelesaikan atau meminimalisir sebaran banjir.
Klaim Pemerintah Kota Dumai tersebut mendapat perhatian dari Aktivis lingkungan Fatahuddin selaku Direktur LP2LH Pembangunan tanggul polder disepanjang DAS Dumai dapat menimbulkan dampak negatif signifikan terhadap lingkungan, walaupun tujuan utamanya adalah untuk pengendalian banjir.
“Saya masih ingat arahan BWSS III Sumatera dan Direktur Bina Teknik Dirjen SDA Kemen PU Rai pada bulan April 2025 kepada Pejabat Dinas PU Kota Dumai dimana beberapa arahan seperti dokumen lingkungan yang ada harus terus di update sesuai kondisi lapangan, prioritas penanganan harus jelas, kajian terhadap dampak ke segmen lainnya dan terakhir yakni mengkaji metode serta skema pelaksanaan ketika pembangunan berlangsung. Kajian teknis mengenai dampak, metode pelaksanaan kegiatan, dan dokumen pendukung mengenai kondisi lahan. Selain itu terdapat arahan yaitu mengkaji neraca air Sungai Dumai dari hulu ke hilir terkait water balance, memperhatikan debit kapasitas”, ungkap Fatahudin.
Menurut Fatahudin, dari arahan dan input BWSS III Sumatera dan Direktur Bina Teknik Dirjen SDA Kemen PU dapat dipahami meminimalisir dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan saat pelaksanaan Pembangunan Tanggul Polder Sungai Dumai. Menurut hemat kami dampak negatif dari pembangunan tanggul polder sungai dumai tersebut diantaranya :
1. Dampak ekologis diantaranya Perubahan Aliran Air dan Hidrologi, Kerusakan Ekosistem Perairan, Intrusi Air Asin dan Penurunan Kualitas Air;
2. Dampak Sosial dan Teknis diantaranya Perubahan Tata Guna Lahan, Potensi Kegagalan Tanggul dan Masalah Lokal yang Tidak Terduga.
”Saat ini yang menjadi perhatian kami adalah dasar AMDAL yang digunakan untuk pembangunan tanggul polder yang digadang-gadang oleh Pemko Dumai dapat meminimalisir dampak banjir ROB kota Dumai. Jika dasar AMDAL nya yang dibuat oleh Pemko Dumai pada tahun 2018, apakah dapat meminimalisir kerusakan lingkungan dari pembangunan tanggul polder sungai Dumai”, pungkasnya.
Editor: MK
