KTM – DUMAI, Pembangunan lapangan basket yang hampir rampung dikerjakan kontraktor pelaksana CV Neo Civ Arch di Taman Bukit Gelanggang (TBG) sudah hampir selesai.
Saat ini, lapangan sudah masuk tahap pengecatan lapangan dan akan memasang tiang papan pantul.
Para pekerja sudah melakukan pengecatan mulai dari garis lingkaran tengah, garis tengah, garis dalam lapangan basket, garis batas dan garis setengah lingkaran lemparan bebas, termasuk lapangan.
Namun sayang, proyek bernilai RP. 459.834.953.51 Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Pemko Dumai tersebut dikerjakan CV Neo Civ Arch asal jadi alias asal-asalan.
Temuan Jurnalis, lapangan basket pada sisi Selatan tampak tidak rata. Terdapat genangan air di lapangan sisi Selatan usai hujan berhenti. Dalam ilmu fisika, hal ini merupakan pertanda permukaan lapangan tidak rata.
Padahal, menurut Peraturan permainan bola basket FIBA 2018, Peraturan Dua – Lapangan dan Perlengkapan Pasal 2.1 (Lapangan Permainan) berbunyi: “Lapangan permainan harus rata, memiliki permukaan keras, dan bebas dari segala sesuatu yang menghalangi dengan ukuran panjang 28 m dan lebar 15 m, yang diukur dari sisi dalam garis batas.
Kadis Pertanahan dan Tata Ruang lewat Kabid Cipta Karya Pak Youmi saat dikonfirmasi Jumat (24/1/2025) terkait temuan tersebut hingga berita sampai ke tangan pembaca belum menanggapi konfirmasi chat WA. Namun pengawas lapangan kontraktor pelaksana CV Neo Civ Arch, Ari saat dikonfirmasi lewat nomor 0853 7499 XXXX, Senin (27/1) sore, memberi respon via chat WA kepada Jurnalis.
“ya udah besok biar saya cek bangg ya”, bunyi chat WA Ari. Maksud Ari Iwan, besok Selasa (28/1) ia akan turun ke lapangan melakukan pengecekan.
Saat Jurnalis pertanyakan lebih lanjut, jika hasil cek lapangan Ari pada esok hari memang benar lapangan basket tersebut tidak rata dan tergenang air, apa tindakan selanjutnya, Ari menjawab; “besok aja pak kita jumpa di lapangan aja ya Pak. Maaf Pak, nih saya masih sibuk Pak”.
Akan halnya pihak kontraktor pelaksana CV Neo Civ Arch, Bang Edon menjawab konfirmasi lewat chat WA, “Nanti kita kasi tau yang mengerjakannya”.
“Kalau kami inginnya lapangan basket ya harus sesuai standard FIBA. Kalau tak rata, banyak faktor berpengaruh di lapangan. Bahkan bisa berpotensi mencederai kaki”, kata seorang atlet basket yang tak mau menyebutkan identitasnya, saat dimintai tanggapan. Hal tersebut diaminkan sesama atlet basket lainnya.
Jika lapangan basket tidak rata, maka efeknya dalam permainan bisa signifikan. Pertama-tama, lapangan yang tidak rata bisa menyebabkan kesulitan bagi pemain dalam melakukan gerakan-gerakan yang memerlukan keseimbangan, seperti melakukan tembakan atau melakukan gerakan cepat
Selain itu, lapangan yang tidak rata juga bisa meningkatkan risiko cedera bagi pemain. Jika lapangan tidak rata, maka pemain bisa lebih mudah terjatuh atau tergelincir, yang bisa menyebabkan cedera.
Dalam peraturan resmi bola basket, lapangan permainan harus rata dan memiliki permukaan keras yang bebas dari segala sesuatu yang menghalangi.
Jadi, jika lapangan basket tidak rata, maka perlu dilakukan perbaikan sebelum permainan dimulai.
Dikutip dari Quora.com edisi 2021, lapangan basket tidak rata akan memberi efek negatif bagi atlet, yaitu; menghambat teknik menembak, kesulitan mengendalikan bola, potensi cedera pergelangan kaki dan penyesuaian gerakan atlet dikemudian hari, saat bermain di lapangan datar.
Ketidaksesuaian lapangan basket dengan nomor SP: 14/SP/PBG/APBD-P/DIPERTARU-CK/XI/2024 dan berasal dari APBD-P Tahun Anggaran 2024 dengan konsultan pengawas Gatra Consultan tersebut agaknya perlu dikaji ulang sebelum serah terima dari CV Neo Civ Arch ke Dinas Petarung.
Apalagi mengingat tahun 2026 Kota Dumai adalah tuan rumah Porprov Riau. Bagaimana atlet basket Dumai bisa menuai prestasi kebanggaan 320 ribu masyarakat Dumai, jika lapangan basket yang dipakai sebagai tempat berlatih tak sesuai standard. Bahkan ada kemungkinan lapangan basket tersebut jika memang tak sesuai standar
memang tak sesuai standard FIBA maka tidak akan dipakai dalam pertandingan Porprov Riau 2026.
Kadis Petarung, M Farid Mufarizal, katakan, bahwa memang Rencana Anggaran Biaya (RAB) lapangan basket disamping lapangan tenis tersebut bukan untuk standar FIBA.
“RAB lapangan basket memang bukan standar FIBA. Hanya sekedar berolahraga basket saja”, kata Kadis Farid via telpon WA, Selasa (28/1/2025). Kadis M Farid berjanji, ia akan perintahkan kontraktor pelaksana CV Neo Civ untuk segera memperbaiki lapangan dimaksud untuk diratakan.
Pengawas lapangan Ari saat dikonfirmasi via chat WA, terkait tindakan selanjutnya terhadap lapangan basket dimaksud, Jumat (31/1) sore, belum menanggapi.
Hmmm, apakah Dinas Petarung akan mau menerima lapangan basket tersebut nantinya jika CV Neo Civ Arch tetap ngotot tidak mau meratakan lapangan yang tergenang air tersebut?
Apakah pengawas lapangan Ari akan tetap mempertahankan kondisi lapangan demikian atau akan melakukan perombakan? Jurnalis masih akan terus mengupdate informasi nya kepada pembaca. Tunggu saja!!