Dumai, KitaMelayu.com – Pertemuan Komite Melayu Bersatu Dumai (KMBD) dan GM Pelindo Bapak Ginting, Kehadiran ketua Harian KMBD Datok Chandra Abdul Gani yang juga di dampingi sekretaris Umum KMBD Datok Edison.SE. yang juga anggota DPRD Dari Fraksi Partai Golkar dan unsur Pimpinan KMBD Lainnya Seperti Datok Suriyanto .SP selaku wakil ketua , Datok Andi Mirza, Datok Ismail Aziz dan lain lainnya diawali kata sambutan dari sekretaris Umum Datok Edison menyampaikan bahwa lahirnya KMBD Di inisiasi melalui perjuangan tanah Bukit Datuk tahun 1998, dimana KMBD ikut berkontribusi memperjuangkan lahirnya Kota Dumai serta ikut berperan membangun kota dumai, berkolaborasi dengan lembaga lembaga lainnya seperti LAM R Dumai, demikian kata sambutan Sekretaris umum, selanjutnya Ketua harian chandra abdul gani menyampaikan sebagai organisasi yg tertua di kota Dumai. Lahirnya LAM R berasal juga dari KMBD dan KRMBD.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada GM Pelindo yang telah menyambut kami dengan ramah juga beliau juga mengucapkan terimakasih bahwa di PT Pelindo ini banyak juga anak melayu yang bekerja di PT Pelindo”, ucap Datok Chandra Abdul Gani. Sebagai ketua harian KMBD beliau mengajak PT Pelindo untuk mau turun bersama dan melihat dari dampak penyempitan anak sungai atau kanal kanal pembuangan Air, dan memperhatikan dampak dari polusi udara akibat sisa sisa pembakaran dari pabrik di bawah PT Pelindo. “Ada saatnya kami akan mengajak Coffee Morning GM dan Manager Holding yang berada di bawah PT Pelindo”, lanjut beliau.
GM pelindo Pak Jhonatan Ginting, menyambut dengan suka cita akan silaturahim dan hajat dari keluarga besar KMBD, “Ini merupakan suatu kehormatan atas kedatangan tim KMBD”, Imbuh Beliau dan menyampaikan wilayah Kerja dan tantangan baik dari internal maupun exsternal dari PT Pelindo kedepan. Beliau juga di dampingi Pak Mirwan manager umum dan di hadiri hampir seluruh petinggi Pelindo.
“Keberadaan Pelindo adalah utk dapat berkontribusi kepada masyarakat namun belum dpt di rasakan masyarakat secara luas”, ungkap GM. Beliau minta saran dan pendapat dari masyarakat terutama dari KMBD sehingga dapat di pandang dari sudut pandang yang sama.
Adapun Datuk Suriyanto menyampaikan “Kota Dumai sebagai kawasan pusat kegiatan nasional (KPKN) UU no 26 tahun 2007 dan tataruang nasional dan PP no 26 tahun 2008, bahwa dengan adanya kawasan industri dan keberadaan pabrik refrenary di Kawasan PT Pelindo tentu memiliki dampak yang signifikan bagi masyarakat yang berada dekat dengan pabrik, dimana pabrik pencemaran udara akan meningkatkan Infeksi saluran napas atas (ISNA). Beberapa zat pencemar di kategorikan sebagai toksik dan karsinogenik, penurunan tingkat produksi tanaman akibat terganggunya fotosintesis, dimana sisa sisa pembakaran menghasilkan SO2 dan NO2 jika bereaksi dengan air hujan akan membentuk asam dan menurunkan PH Air hujan , turunnya kwalitas air tanah, melarutkan logam logam berat yang terdapat dalam tanah dan mempengaruhi kwalitas air tanah dan air permukaan”.
Suriyanto juga menyampaikan sejak expor pertama CPO tahun 2004 sampai tahun ini, tidak terlihat secara conkrit nilai tambah dari keberadaan pabrik pabrik yang ada seperti peningkatan exspor CPO ( dalam US Dolar ) dengan peningkatan anggaran belanja kota dumai akan tetapi peningkatan nilai exspor maka akan terjadi juga peningkatan ISNA maupun ISPA maka pertumbuhan rumah sakit di Kota Dumai sangat siknifikan artinya terjadi korelasi dan relevansi antara peningkatan exspor CPO dan ISNA ISPA. Jika exspor turun maka Isna Ispa pun juga turun.
Selanjutnya masalah CSR 2,5 % dari Pelindo agar dapat memprioritaskan pada penduduk yang berada dekat dengan pabrik PT Pelindo begitu juga dengan beasiswa anak anak SMA dan Anak anak Mahasiswa yang berada dekat dengan kawasan Pelindo agar di prioritaskan dan ketika mereka tamat dari pendidikan sarjananya mereka dapat bekerja di PT Pelindo ungkap Datuk Andi Mirza, mengakhiri pertemuan ini.
Ed : SYT