KITAMELAYUCOM – Suriyanto.SP mengaku serius mencalonkan diri sebagai Wali Kota Dumai tahun 2024 setelah mendapat dukungan penuh dari keluarga, sahabat, relawan dan masyarakat luas , melalui jalur independen Suriyanto menjelaskan dan mengaku bahwa, punya sejumlah alasan dan pertimbangan mendalam saat memutuskan memilih cara ini. (SABTU 30/12/2023)

Berikut 4 alasan Suriyanto maju melalui jalur independen seperti dirangkum kitamelayu.com

  1. Tak Mau Kecewakan Masyarakat
    Suriyanto mantap memilih jalur independen pada 2024. Dia mengaku tidak ingin mengecewakan pendukungnya yang sudah mengumpulkan dukungan melalui sahabat Suriyanto.

“Saya punya patokan tidak mau mengecewakan masyarakat yang mendukung saya,” kata Suriyanto di Cafe late, Dumai, Minggu (24,12,2023).

Meski begitu, dia tetap membuka peluang bagi partai yang ingin mendukung dirinya maju sebagai calon independen, Dengan satu syarat tidak ada mahar politik.

Tidak bisa dipungkiri, partai pasti memiliki jaringan hingga ke bawah. Mesin partai ini harus digerakkan sehingga dukungan untuk calon yang diusung bisa menang dalam pilkada. Hanya saja biaya untuk menggerakkan mesin partai ini tidaklah sedikit.

Suriyanto.SP.sebagai Koordinator kawasan kemitraan dan sekaligus wakil ketua GAPOKTAN SAMJ yang membawahi 17 Poktan lebih dari 1000 KK ini, melaksanakan diskusi bersama sahabat serta di hadiri puluhan tokoh masyarakat dicafe dinda tanggal 25 Desember, Senin

  1. Suriyanto mengatakan, dengan posisinya sebagai wakil ketua Gapoktan,dan sebagai General Manager Koperasi Produsen dengan kurang lebih 500 orang anggota di dumai saat ini, tentunya ada keringanan untuk mengumpulkan KTP
  2. Menahan Laju Deparpolisasi
    Suriyanto.SP menyatakan, kehadiran calon independen juga berguna untuk menahan laju gerakan masyarakat melakukan deparpolisasi. Setidaknya dengan adanya calon independen, masyarakat punya pilihan, tidak serta-merta mengecilkan parpol.

“Supaya apa? Rakyat tidak melakukan deparpolisasi. Untuk apa? Supaya kalau ingin menjadi kepala daerah, parpol bisa koreksi diri. berarti selama ini ada yang tidak sesuai, itu aja yang terjadi,” jum’at 29 Desember 2023.

Munculnya calon independen, menurut Suriyanto.SP. juga karena diperbolehkan dalam undang-undang yang dibuat oleh partai politik. Sehingga jika ada partai yang menyatakan kemunculan calon independen sebagai upaya deparpolisasi adalah pandangan yang keliru.
Suriyanto.SP menyampaikan kembali
” saya bisa ikut pilkada melalui independen, siapa yang bisa mutusin? Partai politik, fraksi-fraksi yang ada di DPR-D membuat PERDA. Itu aja. Jadi ini suatu hal yang sangat keliru,”

  1. Biaya Parpol Mahal
    Suriyanto tak memungkiri partai politik cukup efektif mengumpulkan dukungan masyarakat. Partai memiliki jaringan hingga ke bawah. Namun, untuk menggerakkan mesin partai, kata Suriyanto memerlukan dana yang tidak sedikit. Mesin partai harus digerakkan sehingga dukungan untuk calon yang diusung bisa menang pilkada.

“Saya buka aja. Partai kan selalu berpikir harus menggerakkan mesin partai. Parpol enggak minta mahar loh, tapi cuma minta anak cabang rantingnya bergerak,” kata dia. “Kalau 1 bulan Rp 20 juta, 36 kelurahan belum lagi kotanya, kecamatan, itu bisa Rp 1, miliar sebulan. Belum kecamatan. Kalau 6 bulan berarti kurang lebih Rp 6 miliar, belum lagi saksi, ini baru 1 partai lho,” tambah suriyanto.

Oleh sebab biaya yg cukup besar, maka tidak bisa di penuhi nya. dia ingin partai yang nantinya mendukung bisa menerima syarat ini.
Kalau Aset yang saya punya tak banyak kali dikumpulin, jual semua ya kayaknya pas-pasan kalau segitu. Enggak lah, Lebih baik saya enggak mau partai, ya begitu,” kata Suriyanto.SP. menjelaskan.