KITAMELAYUCOM – KTNA (Kelompok Tani Nelayan Andalan) merupakan organisasi sosial yang berfokus pada kegiatan pemberdayaan pertanian (Petani, Peternak & Nelayan). Organisasi ini diharapkan menjadi wadah silaturahmi bagi petani untuk meningkatkan produktivitas usaha tani serta kesejahteraan sesama petani.
Sesuatu yang unik terjadi pada Kepengurusan KTNA Kota Dumai. Bukannya mengayomi petani dan nelayan untuk terus melakukan aktivitas produksi & pemasaran dibidang pertanian, Kepengurusan KTNA Kota Dumai Periode 2021-2026 justru mangkrak jalan ditempat tanpa melakukan sesuatu untuk mendongkrak kesejahteraan petani.
Ridwan, Ketua KTNA Kecamatan Medang Kampai, menyampaikan “Pengurus KTNA Kota Dumai saat ini lumpuh. Sejak dipilih, dilantik hingga saat ini tak mampu berbuat apa-apa. Jangan kan untuk membuat gebrakan dilapangan bersama petani, untuk mengadakan Rapat Kerja dan rapat pengurus aja tidak pernah. Mau dibawa kemana sebenarnya organisasi ini…? Hanya sekedar rapat aja tak sanggup untuk memfasilitasinya, apalagi mau memfasilitasi petani supaya labih maju? Lemah tak punya gagasan nyata dilapangan.
Suryanto, Wakil Ketua III KTNA Dumai, ditempat yang sama juga mengomentari “Sebetulnya saya merasa miris juga melihat organisasi KTNA kita ini. Banyak Pengurus KTNA ditingkat Kota dan Kecamatan yang mengadu kepada kami tentang semangat loyo dan tak berfungsinya KTNA Kota Dumai. Lebih teruknya KTNA Kota Dumai seperti wadah pengkaderan anggota partai politik yang kebanyakan pengurusnya orng yang sama warna partainya dengan ketua. Ketua KTNA pun lebih fokus ngurus politknya ketimbang ngurus pertaniannya. Kalau kondisi ini dibiarkan terus menerus yang rugi itu masyarakat tani kita karena mereka telah menitipkan amanah serta harapan kepada pengurus organisasi KTNA, Namun ternyata hal ini disia-siakan. Tentu kepengurusan KTNA Dumai sebaiknya dievaluasi saja.
Hal senada disampaikan juga oleh Mulyono, Wakil Ketua IV KTNA Dumai. Kami sudah menampung aspirasi dari Pengurus KTNA tingkat Kecamatan se Kota Dumai, hasilnya perlu ada gerakan perubahan KTNA Dumai harus bangkit dan maju. Jangan berlarut-larut dipegang oleh mereka yang hanya butuh panggung pencitraan untuk merebut suara rakyat. Pengangkatan ketua umum di duga cacat hukum Dan patut diduga Ada yg merubah AD/ART KTNA Dan SOP jika ini cacat hukum maka pengunaan anggaran biaya untuk PENAS cacat, kami akan meminta pihak aparat hukum untuk bertindak, Hari ini Kami perwakilan Pengurus KTNA Kota Dumai bersama Ketua KTNA tingkat kecamatan se Kota Dumai, telah menyampaikan aspirasi sekaligus mengantarkan Surat Mosi Tidak Percaya kepada Pengurus KTNA Provinsi Riau dengan materi agar Sdr. JohanesTetelepta diberhentikan Dan mempertangung jawabkan pengunaan anggaran PENAS tsb. serta dicabut jabatannya sebagai Ketua KTNA Kota Dumai Periode 2021-2026. Meminta kepada Pengurus KTNA Provinsi untuk segera memfasilitasi kegiatan Rembug Paripurna Luar Biasa KTNA Kota Dumai untuk memilih ketua KTNA yang baru. Selambat-lambatnya sebelum Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus mendatang.
Sebetulnya pemilihan Ketua KTNA Kota Dumai ini sudah salah sejak awal. Dari segi tata tertib organisasi, sdr. Johanes atau yang lebih akrab dipanggil Aci tidak memenuhi kriteria dan melanggar Pasal 9 Anggaran Rumah Tangga KTNA, Karena beliau sebelumnya tidak pernah menjadi Kader atau Pengurus KTNA disegala jenjang, baik ditingkat kelurahan, kecamatan hingga ditingkat kabupaten kota. Bahkan untuk menjadi anggota kelompok tani pun kita lihat berkasnya nya baru bergabung beberapa bulan sebelum Kegiatan Rebug Paripurna dilaksanakan. Terlihat seperti dipaksakan untuk dipilih menjadi ketua, dampaknya ya seperti ini, seperti tak memiliki jiwa korsa dalam membangun pertanian.
Semoga pengurus KTNA Provinsi bisa bertindak sesegera mungkin setelah surat Mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Sdr. Aci disampaikan. Ini murni aspirasi dari Kader-kader KTNA yang pernah mengharumkan nama Kota Dumai baik dalam kegiatan KTNA tingkat Riau maupun ditingkat Nasional. Prestasi KTNA Kota Dumai secara Nasional cukup terbukti berprestasi, jangan sampai kedepan terjadi kemunduran & gagal tata kelola hanya karena leadership pemimpinnya rendah.
Editor (SYT)