Suriyanto,Sp Kitamelayu.com
27 juni 2024

Seminar akademis Kemas Kampung merenung kembali nasib suak, sungai bandar Dumai yang di taja Malaya Research & Development , Berbagai macam bentuk kehidupan bergantung pada lautan, yang membentuk lebih dari 72% permukaan Bumi. Namun, pencemaran yang ditimbulkan oleh berbagai aktivitas manusia semakin membahayakan kelangsungan ekosistem laut.

Limbah industri di kota dumai merupakan salah satu kontributor terbesar pencemaran laut. Efek negatif dari pencemaran laut ini berdampak pada ekosistem laut, kehidupan laut, dan manusia yang bergantung pada sumber daya laut.
Laut Kota Dumai sebagai pusat laluan kapal kapal exspor dan infor juga sebagai pusat mata pencarian para nelayan kota dumai yang saat ini di duga sebagai kolam besar pembuangan limbah industri kota dumai.
sektor industri yg banyak dapat menghasilkan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) atau disebut toxic and hazardous waste. Logam berat, sianida, pestisida, cat dan pewarna, minyak, pelarut, dan bahan kimia berbahaya lainnya merupakan contoh sampah B3 yang dihasilkan oleh industri Di Kota Dumai, Sampah ini memiliki pengaruh negatif yang jauh lebih besar terhadap lingkungan dibandingkan jenis sampah lainnya jika tidak dikelola dengan baik.

Kerusakan hutan mangrove menambah dampak negatip terhadap laut kota dumai akibat pencemaran limbah industri, Kerusakan mangrove dapat mengancam biota laut yang hidupnya bergantung dengan keberadaan mangrove, seperti sebagai tempat pemijahan, mencari makan, dan berlindung.

Tidak hanya biota laut saja, rusaknya mangrove yang terdapat di sepanjang bibir pantai juga memberi dampak pada sektor ekonomi masyarakat nelayan setempat, dikarenakan mangrove merupakan tempat habitat ikan, sehingga kerusakan mangrove dapat menyebabkan penurunan jumlah ikan tangkap yang mengakibatkan hasil tangkap menurun pula dan berdampak pada pendapatan sumber ekonomi

Hancurnya mangrove yang di akibatkan limbah Industri termasuk penebangan mangrove secara liar menambah rusaknya biota laut, dengan semakin hilangnya fungsi Hutan mangrove maka fungsi melindungi garis pantai dari badai dan banjir serta erosi semakin nyata, berkurangnya Habitat Bagi Tumbuhan dan Hewan, hilang dan rusaknya fungsi penyimpanan karbon, hilangnya sumber makanan dan bahan bakar bagi masyarakat khususnya Nelayan, berkurangnya daya serap polutan dari air laut seperti logam berat dan bahan kimua lainnya, berkurangnya penghasilan ekonomi bagi masyarakat setempat.

Hasil tangkapan Nelayan terhadap Biota laut (udang, kerang, dan kepiting) yang mencari makan di dasar perairan akan memiliki peluang yang sangat besar untuk terkontaminasi logam berat karena logam berat yang ada di dalam air pada akhirnya akan tenggelam dan mengendap di dasar perairan. Hal ini menimbulkan risiko bagi warga sekitar, terutama bagi mereka yang mengkonsumsi makanan laut yang telah tercemar logam berat(Utami et al., 2018). Perbandingan harga terhadap ikan dari laut kota dumai dan dari laut kabupaten Rokan hilir jauh lebih mahan dan sehat ikan tangkapan nelayat di laut kab Rohil.

Dalam situasi laut kota dumai beracun atau “red tide” yang disebabkan oleh limbah industri yang dibuang ke laut. Red tide terjadi ketika alga beracun tumbuh terlalu banyak hingga mencapai tingkat yang berbahaya sebagai akibat dari tambahan nutrisi dari limbah industri.

Masuknya limbah yang mengandung nutrien ini akan meningkatkan jumlah plankton yang mengakibatkan blooming. Selain mengancam kehidupan laut, red tide juga dapat berdampak buruk pada sektor pariwisata dan ekonomi lokal yang bergantung pada keindahan dan keberlimpahan laut.

Pemerintah daerah kota dumai mestinya sdh harus berfikir untuk menyediakan kawasan industri pengolahan LIMBAH B3 setidaknya 350 Ha, begitu juga LSM Lingkungan APINDO, HSNI harus mengambil peran proaktif, untuk menegaskan pada pemerintah daerah, propinsi dan pusat agar benar benar menjalankan perundang-undangan Lingkungan mulai dari Awal seperti :
AMDAL, UPL, UKL, PERSETUJUAN TEKNIS, RUNCIAN TEKNIS DAN IZIN ALAT TRANSPORTASI atau cara lain, dalam mencegah dan mengatasi limbah industri. Masalah perizinan adalah cara lain bagi negara untuk mengambil perannya dalam memerangi pencemaran laut.

Pemerintah menggunakan izin sebagai langkah hukum preventif dan alat administratif untuk mengatur perilaku masyarakat. Namun Industri harus menerapkan prosedur dan teknologi ramah lingkungan untuk mengurangi timbulan limbah dan memastikan bahwa limbah ditangani dengan benar sebelum dibuang ke laut.

Selain itu, meningkatkan kesadaran dan pendidikan publik tentang masalah ini sangat penting untuk meminimalkan pencemaran laut. Masyarakat dapat mengambil tindakan untuk meminimalkan konsumsi barang-barang yang dibuat oleh industri yang berbahaya bagi lingkungan dan mendukung inisiatif pengelolaan limbah yang lebih baik setelah mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang dampak berbahaya dari sampah industri terhadap laut dan kehidupan laut .

Pemerintah, Dunia industri, dan masyarakat luas harus secara serius menangani masalah utama pencemaran laut yang disebabkan oleh limbah industri. Kita tidak dapat melestarikan keberlanjutan sumber daya laut untuk generasi mendatang tanpa tindakan bersama untuk melindungi habitat laut yang tak ternilai harganya dengan meningkatkan pengelolaan limbah- sebelum dibuang ke laut dan mengubah perilaku konsumen.
Penulis Pimprus kitamelayu.com

Ed. SYT