Dumai-Profesi sebagai seorang pemimpin saat ini sungguh sangat menggiurkan. Hampir semua orang yang aktif dalam organisasi public, organisasi bisnis, organisasi birokrasi dan organisasi politik menginginkan kue kekuasaan yang disebut “PEMIMPIN”. Dan ternyata memang, makhluk yang bernama “PEMIMPIN” itu, mampu menyedot perhatian banyak orang, dari kelas teri sampai kelas kakap.
di kota yang bernama DUMAI, kota nan cantik, molek, seksi, kaya financial sekaligus kaya masalah, akan menuju kota metropolis nan populis, yang menjadi tujuan investasi paling menarik di bidang perdagangan, wisata, industry, pertanian dan lain-lain, kini mejadi sorotan public lantaran tahun 2024 akan ada pemilihan calon legislatip juga para tokoh masyarakat mulai menimbang nimbang sosok calon walikota baru sebagai pesaing walikota inkamben H Faisal, SKM, sebagai mana kita dengar ada bapak Dr H, Sunario, Bapak H. Kosim .yang mana kedua sosok ini sebagai anggota DPRD Propinsi Riau, Juga ada Hendri Sandra, mantan calon walikota, juga terdapat Sosok orang tua tokoh masyarakat jawa pacitan, yang saat ini di gadang gadang partai Demokrat, ada sosok wanita Sri Kandi syarifah yang juga mantan calon walikota yang tidak bisa dianggap remeh oleh kaum Adam, barang kali akan muncul muka muka baru, saya yakin hampir sebagian orang sedang bermimpi bagaimana meretas jalan menuju kursi “WAKO DUMAI”. Persoalannya belum ada yang berani mengatakan siap maju DUMAI Satu, kami juga mendapat informasi ada mister YT , ketika awak media kami, bertandang kekediamannya Dan berdiskusi mengenai pertumbuhan economic kota DUMAI kedepan ,mendengar paparan yang di sampaikan mister YT sangat masuk ke logical Dan bernas , tentang strategi bangkitnya economic umat kota DUMAI , ketika awak media kami menanyakan apakah bapak bersedia maju sebagai WAKO DUMAI, dengan diplomatic beliau sampaikan kita lihat situation Dan kondisi dalam wants 6 bulan ini, jima ada yang lebih baik dari kita kenapa pula kita maju, jika mereka lebih bagus ya kita dukung mereka ,tentu lebih bagus hendaknya dari WAKO yang sekarang maupun yang terdahulu , kami mendengar arus bawah sangat kuat mendukung , kita lihat nanti saja. Ada beberapa factor pendukung untuk seseorang siap untuk maju antara lain; kekuatan politik,  financial, hegemoni kelompok, dukungan masyarakat tertentu, dan lain-lain. Dan ada yang tidak berani maju karena tidak punya basis politik, tidak punya fulus, tidak kuat dukungan akibat tidak punya basis politik dan fulus.

Jaman edan seperti sekarang ini; pintar, cerdas, intelek, punya dukungan massa, punya integritas, terkenal dan lain-lain, tidak menjamin seseorang bisa maju dalam kancah pertarungan politik sebagai WAKO ,Karena filosofi Negara yang berlaku saat ini adalah filosofi; siapa yang kuat hebat. Kuat disini maksudnya; kuat dukungan politik, kuat financial, kuat ‘molitikin’ lawan, kuat berjanji manis, kuat menutupi kebohongan diri, kuat mempromosikan diri yang baik-baik dan kuat mensiasati atau menjegal popularitas lawan atau rival.
Memperhatikan jargon-jargon mereka nanti nya, sungguh sangat menggelitik dan menggiring masyarakat kepada sebuah pertanyaan; bagaimana membuktikannya,  apa yang anda bangun, emang anda amanah jika Sudan menjabat,
melayani rakyat tidak harus dibuktikan setelah menjabat, mestinya buktikan dulu sebelum menjabat. Pertanyaan itu pasti mengalir demikian derasnya di kalangan masyarakat, tapi pasti hanya sebatas di pikiran saja. Tidak sampai meluap ke permukaan.
Intinya dengan berbagai cara mereka berusaha untuk dipilih dan terpilih. Anehnya, cara-cara yang dilakukan seringkali tidak edukatif, tidak bermartabat dan tidak menunjukkan sebagai seorang yang professional. Cara-cara yang dilakukan seringkali menabrak etika kepemimpinan, menabrak batas – batas kemanusiaan, menabrak sendi-sendi keagamaan. Dimanapun, di Indonesia ini, seringkali calon pemimpin membangun eksistensi dirinya tidak dengan mengedepankan esensi dari sebuah visi yang di tetapkan hanya dimanfaatkan untuk membangun sebuah opini yang tidak ada kaitannya dengan visi-misi.
Ada juga pemimpin yang mencoba membeli perhatian public dengan mencitrakan dirinya sebagai sosok agamais, islamis, reformis dan segala yang is lainya. Membangun citra dirinya melalui kegiatan keagamaan, ritual keagamaan dan kegiatan sosial. Semoga pemimpin kita kelak benar-benar berangkat dari sebuah karakter, kebiasaan dan dari akhlaq yang mulia. Tidak karena tendensi apapun.

Maaf , keritik yang dilakukan penulis ini sebagai masuk nanti untuk para pemilih nanti nya, tidak dalam rangka memojokkan siapapun, tidak untuk mendiskriditkan siapapun. Tapi ini hak partisipasi warga, agar kita semua dan siapapun untuk meluruskan niat, memperbaiki niat, untuk kota Dumai yang kita cintai bersama. Saya sangat cinta dan sangat mendukung para calon WAWAKO sebagai pemimpin masa depan. Tentunya calon pemimpin yang benar-benar ikhlas dari lubuk hati ingin mengabdi dan berpihak kepada kepentingan rakyat.
Penulis Ir. T. Tampu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *